Kabar mengejutkan mengguncang jagat musik anisong ketika duo populer GARNiDELiA secara resmi mengumumkan hiatus tanpa batas. Keputusan mendadak ini disampaikan melalui situs resmi grup pada 2 September 2025 dan langsung berimbas pada pembatalan seluruh tur mereka.
Pengumuman ini menjadi topik panas di kalangan penggemar anime, musik J-pop, hingga komunitas cosplay internasional, mengingat GARNiDELiA bukan hanya sekadar duo anisong biasa, melainkan ikon global yang turut membentuk budaya musik Jepang modern.
Proses Pengumuman Resmi dari GARNiDELiA
Seluruh jadwal tur “GARNiDELiA stellacage tour 2025 [PROGRESS]” resmi dibatalkan setelah Yoshinori “toku” Abe mengumumkan hiatus lewat situs resmi. Pernyataan tersebut tidak memberi batas waktu kembalinya duo ini ke panggung musik.
Tanggal 2 September 2025 kini tercatat sebagai momen berhentinya perjalanan aktif GARNiDELiA, yang sebelumnya konsisten menghasilkan karya besar di dunia anisong sejak debut resminya pada 2014.
Reaksi Mengejutkan dari MARiA
Tak lama setelah pengumuman, vokalis MARiA—Mai Mizuhashi—menyampaikan keterkejutannya melalui media sosial. Ia mengaku tidak mengetahui keputusan hiatus tersebut sebelumnya dan merasa diambil alih oleh agensi tanpa kesempatan bicara. MARiA meminta maaf kepada penggemar atas kebingungan ini sekaligus memastikan bahwa niatnya terhadap grup tetap tulus.

“Saya merasa seperti dicabut dari cerita sebelum sempat menjelaskan perasaan saya. Sebagai MARiA, saya hanya ingin tetap memperjuangkan musik dan menjaga martabat kami,” tulis penulis, mencerminkan rasa iba dan kekhawatirannya secara personal terhadap keputusan sepihak yang begitu mendadak.
Isu Internal: Masalah Kompensasi dan Tekanan Mental
Lebih dalam dari sekadar hiatus, MARiA mengungkapkan adanya masalah internal serius. Ia menyebut bahwa selama beberapa tahun terakhir dirinya tidak mendapatkan kompensasi yang layak dari agensi, bahkan dalam beberapa kasus sama sekali tidak dibayar. Situasi ini berimbas langsung pada kesehatan fisik dan mentalnya.
“These past few years have been dizzyingly hectic—so much so that my consciousness would sometimes blur—and I would find myself crying uncontrollably after returning to my hotel.”
(Pernyataan MARiA via ORICON News)
MARiA menambahkan bahwa tekanan dari atasan sangat besar. Ia bahkan ditegur dengan ucapan kasar seperti “What do you think you’re doing?” yang semakin memperburuk kondisi emosionalnya. Saking beratnya, MARiA sempat meminta pengurangan jadwal aktivitas hingga berniat mengundurkan diri pada akhir tahun lalu.
Menurut penulis, “Ketidakpastian finansial bagi seorang artis tidak hanya mengganggu karier, tapi juga memukul stabilitas mental yang esensial untuk berkarya.”
Jalur Hukum dan Ketidakpercayaan Internal
Merasa tidak lagi memiliki tempat aman, MARiA akhirnya menempuh jalur hukum. Pada Agustus 2025, ia mengirimkan surat pemutusan kontrak melalui pengacara. MARiA mengaku tindakan ini ia ambil diam-diam karena merasa tidak bisa mempercayai siapa pun di lingkaran dalam, dan takut kabar tersebut sampai ke presiden agensi.

Yang lebih menyakitkan, MARiA sebenarnya ingin berdiskusi langsung dengan rekan duetnya, toku, mengenai masa depan GARNiDELiA tanpa campur tangan pihak ketiga. Namun, agensi mendahului dengan mengumumkan hiatus sebelum percakapan itu sempat terjadi.
Penulis merasa, “Tindakan agresif dari pihak agensi yang mengambil alih narasi secara sepihak adalah sinyal bahwa transparansi masih menjadi tantangan besar di industri ini.”
Ajakan MARiA pada Para Penggemar
Meski kecewa, MARiA menegaskan bahwa dirinya tidak ingin konflik pribadi dengan toku. Ia berulang kali meminta agar penggemar tidak menyerang atau melampiaskan kemarahan kepada siapa pun secara personal. MARiA tetap menjaga rasa hormatnya pada kolaborasi mereka dan berharap publik dapat memahami posisinya yang sulit.
Siapa itu GARNiDELiA?
Untuk mereka yang kurang mengenal, GARNiDELiA adalah duo musik pop-rock asal Tokyo, Jepang, terbentuk pada tahun 2010. Nama mereka merupakan kombinasi dari “Le Palais Garnier de Maria” (artinya “tempat Maria menyanyi” dalam bahasa Prancis) dan nama asteroid Cordelia, sesuai tahun kelahiran toku.
Duo ini terdiri dari:
- MARiA (Mai Mizuhashi), vokalis dengan karakter suara unik, penulis lirik, sekaligus penari yang identitas visualnya sering memikat komunitas cosplay.
- toku (Yoshinori Abe), komposer dan produser musik yang juga dikenal sebagai Vocaloid producer di platform Niconico.
Genre dan Debut Besar
Sejak awal, GARNiDELiA bergerak dalam spektrum J-pop, electronic, synthpop, Eurodance, pop-rock, hingga power pop. Mereka resmi debut pada 5 Maret 2014 di bawah label Defstar Records dengan single “ambiguous”, yang langsung digunakan sebagai opening kedua anime Kill la Kill.
Kesuksesan ini membawa mereka semakin dikenal luas, khususnya oleh komunitas penggemar anime.
Lagu-Lagu Anisong Ikonik
Beberapa karya penting GARNiDELiA yang menandai karier mereka antara lain:
- “grilletto” – opening kedua The Irregular at Magic High School
- “BLAZING” – opening Gundam Reconguista in G
- “Speed Star” – tema untuk film The Irregular at Magic High School: The Movie – The Girl Who Summons the Stars
- “Désir” – ending Fate/Apocrypha, yang menembus Oricon Top 20
Setiap lagu mereka tak hanya menjadi pelengkap anime, tetapi juga berdiri kuat sebagai karya musik pop modern Jepang.
Lagu Viral: Fenomena “Gokuraku Jodo”
Di luar karya anime, GARNiDELiA mencapai puncak popularitas global lewat lagu “Gokuraku Jodo” (極楽浄土). Lagu ini sebenarnya hanyalah B-side dari single Yakusoku -Promise Code- yang dirilis digital pada 28 Juli 2016.
Namun, video musik dance yang mereka rilis pada 25 April 2016 justru meledak secara viral. Hingga Juni 2020, video ini telah ditonton lebih dari 62 juta kali di YouTube. Fenomena ini semakin besar di Tiongkok, terutama di platform Bilibili, di mana para penggemar membuat ribuan cover dance.

Popularitas “Gokuraku Jodo” bahkan membuka jalan bagi GARNiDELiA tampil di ajang internasional bergengsi seperti Bilibili Macro Link pada tahun 2017, 2018, dan 2019.
Penulis mencatat dengan haru, “Mereka bukan sekadar penyanyi atau komposer—mereka adalah suara generasi fans anime. Hentinya mereka seakan mematikan resonansi nostalgia dan semangat kreatif.”
Jejak Karier yang Kini Terhenti
Sejak debut hingga hiatus ini, GARNiDELiA telah menjadi salah satu nama besar dalam dunia anisong. Dengan gaya musik variatif, visual panggung flamboyan, hingga kemampuan menciptakan fenomena global, mereka meninggalkan jejak yang tidak mudah dilupakan.
Reaksi Penggemar: Dari Keterkejutan hingga Kekhawatiran
Pengumuman hiatus secara sepihak oleh agensi benar-benar mengejutkan banyak penggemar. Di subreddit r/jpop, sejumlah komentar menggambarkan kebingungan dan keprihatinan yang mendalam:
“There’s another tweet … confirming that she had no idea before the announcement was made. Incredibly strange.”
“Well this is intriguing and surprising.”
“When they’re blindsided by a twitter post announcing they’re basically ‘out of a job’, the shock factor kind of throws things out the window I’ve found.”
Nada diskusi di sana sarat keheranan—seperti tidak percaya keputusan sebesar ini bisa diambil tanpa melibatkan MARiA. Ada juga komentar yang berspekulasi tentang kemungkinan akun media sosial yang diretas, namun kebenaran di baliknya masih menjadi misteri.
Cosplay & Komunitas Global yang Terdampak
Fenomena “Gokuraku Jodo” tidak hanya membawa GARNiDELiA ke perhatian global, tetapi juga menginspirasi komunitas cosplay dan dance cover di seluruh dunia. Banyak cosplayer yang menampilkan kostum spektakuler sambil menarikan gerakan ikonik dari video tersebut—sebuah warisan visual dan budaya yang masih hidup dalam komunitas meski duo ini sedang hiatus.
Visual di atas menangkap momen-momen meriah dari komunitas fan yang masih aktif merayakan musik mereka meski masa depan GARNiDELiA kini dipenuhi ketidakpastian.